Jakarta -Bank Indonesia (BI) mewaspadai rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) pada 17 Desember 2015 nanti.
Hasil analisa BI, ada potensi besar The Fed akan menaikkan suku bunga karena selama 7 tahun suku bunga The Fed berada di kisaran 0%.
“Suku bunga di AS disebutkan dari hasil survey sebanyak 96% percaya bahwa akan naik pada17 Desember besok,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo di Kantor BI, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Kenaikan ini diproyeksi akan terjadi secara berkala setiap 3 bulan. Hingga akhir tahun 2016, suku bunga Bank Setral AS diproyeksi 1,125%.
“Jadi pada akhir 2017 bisa jadi 2,265%. Ini membuat ada satu rebalancing,” jelasnya.
Dengan penyesuaian suku bunga The Fed, Agus mengaku akan ada aliran dana asing keluar dari negara berkembang seperti Indonesia karena membaiknya ekonomi AS. Kondisi ini diproyeksi bisa menekan perekonomian dalam jangka pendek.
“Dana yang ada banyak di negara berkembang, ada satu pergerakan mencari aset yang semakin dianggap memberi keamanan. Gerakan ini akan memberi tekanan yang sifatnya temporary (sementara),” ujarnya.
Melihat kondisi ini, BI dan pemerintah sebetulnya telah melakukan beberapa langkah. Dalam jangka waktu dekat, BI juga akan bekerjasama dengan bank sentral negeri jiran untuk menghadapi penyesuaian suku bunga The Fed.
“Kita siapkan kerja sama dengan luar negeri. Kita jaga nilai tukar agar cerminkan kondisi fundamental. Kemudian, kita keluarkan kebijakan makro, kita minta kegiatan utang luar negeri dilakukan secara hati-hati. Kita sekarang juga akan tanda tangan perjanjian kerja sama dengan negara sahabat,” jelasnya.
Detik News